Tambah ke Keranjang Dulu, Checkout Belakangan,

etickr.com – Pernah nggak sih kamu buka e-commerce cuma “window shopping”, eh tiba-tiba keranjang sudah penuh 37 barang dan notifikasi diskon 12.12 muncul di layar?

Selamat, kamu baru saja jadi korban strategi paling ampuh di dunia belanja online: “Tambah ke Keranjang Dulu, Checkout Belakangan”.

Mengapa kita gampang banget klik “Add to Cart”?

  1. Efek Ownership (Kepemilikan Semu) Begitu barang masuk keranjang, otak kita langsung merasa “ini sudah “milikku”. Psikolog menyebutnya endowment effect: kita lebih menghargai sesuatu yang kita anggap sudah kita miliki, meski belum bayar.
  2. Fear of Missing Out (FOMO) “Stok tinggal 3!” “Flash sale berakhir dalam 00:12:47” “1.247 orang juga memasukkan barang ini ke keranjang” Semua kalimat itu dirancang untuk memicu panik kecil di otak: “Kalau nggak sekarang, nanti kehabisan!”
  3. Friction Rendah, Commitment Tinggi Klik “Tambah ke Keranjang” itu gratis, cepat, dan nggak ada konsekuensi langsung. Bandingkan dengan “Checkout Sekarang” yang langsung minta alamat, nomor kartu, OTP, dan perasaan bersalah. Jadi otak bilang: “Masukin dulu aja, ntar malam mikir lagi.”
  4. Keranjang = Wishlist Gratis Banyak orang pakai keranjang sebagai tempat “simpan barang impian”. Shopee, Tokopedia, Lazada bahkan sengaja bikin fitur ini makin nyaman: bisa share keranjang, bandingin harga, lihat diskon tambahan kalau checkout bareng.

Data yang Bikin Geleng-geleng Kepala

  • Menurut Baymard Institute (2024), rata-rata 70,19% keranjang belanja online ditinggalkan (abandoned cart).
  • Tapi 4 dari 10 orang tetap checkout dalam 24 jam kalau dapat reminder + voucher tambahan.
  • Di Indonesia, fitur “Keranjang Kuning” (Shopee) dan “Checkout Sekaligus” meningkatkan conversion rate hingga 30–40% dibandingkan checkout satu per satu.

Strategi Platform Biar Kamu Nggak Bisa Nolak

  1. Notifikasi “Barang di keranjangmu turun harga!” → Langsung bikin jantungan.
  2. Voucher khusus kalau checkout hari ini → “Gratis ongkir tambahan kalau belanja min. Rp150.000” (padahal keranjangmu sudah Rp149.500).
  3. Countdown timer di halaman keranjang → Psikologi urgency level dewa.
  4. Rekomendasi “Sering dibeli bersamaan” → Dari 1 barang jadi 5 barang dalam 3 detik.

Cara Bertahan dari Jebakan “Tambah ke Keranjang Dulu”

Kalau kamu nggak mau dompet jebol tiap tanggal muda, coba tips ini:

  1. Pakai fitur Wishlist resmi (bukan keranjang) untuk barang yang “mungkin suatu hari mau beli”.
  2. Atur timer 24–48 jam sebelum checkout. Taruh di wishlist dulu, tidur satu malam. Besoknya biasanya 70% barang sudah nggak terlalu menggoda.
  3. Nonaktifkan notifikasi e-commerce (serius, ini penyelamat).
  4. Pakai ekstensi browser seperti Icebox atau Lama yang “membekukan” keranjang selama beberapa hari.
  5. Tanya diri sendiri: “Kalau barang ini nggak diskon, apa aku tetap mau beli?” Kalau jawabannya nggak, hapus dari keranjang.

“Tambah ke Keranjang Dulu, Checkout Belakangan” adalah salah satu trik marketing paling jenius di abad 21. Tombol kecil itu sudah menghasilkan triliunan rupiah bagi platform e-commerce, sekaligus bikin kita punya 12 shades lipstik yang warnanya hampir sama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *